Pages

Wednesday, 12 December 2018

Audit Through The Computer dan Audit Around The Computer.

Audit Through The Computer


Audit Through The Computer adalah Audit yang berbasis komputer dimana dalam pendekatan ini auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-program dan file-file komputer pada audit sistem informasi berbasis komputer. Auditor menggunakan komputer (software bantu) atau dengan cek logika atau listing program untuk menguji logika program dalam rangka pengujian pengendalian yang ada dalam komputer. Pendekatan ini banyak digunakan dalam audit PDE. Dalam pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi pemrosesan di dalam sistem komputer.

Keunggulan pendekatan Audit Through the computer :
  1. Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efketif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer.
  2. Auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
  3. Auditor dapat melihat kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi perubahan lingkungan.
  4. Dapat meningkatkan kekuatan pengujian system aplikasi secara efektif.
  5. Dapat memeriksa secara langsung logika pemprosesan dan system aplikasi.
  6. Kemampuan system dapat menangani perubahan dan kemungkinan kehilangan yang terjadi pada masa yang akan datang.
Kelemahan Audit Through the computer:
  1. Biaya yang dibutuhkan relative tinggi karena jumlaj jam kerja yang banyak untuk dapat lebih memahami struktur pengendalian intern dari pelaksanaan system aplikasi.
  2. Butuh keahlian teknis yang mendalam untuk memahami cara kerja sistem.
Contoh Audit Through the computer:
  1. Sistem aplikasi komputer memroses input yang cukup besar dan menghasilkan output yang cukup besar pula, sehingga memperluas audit untuk meneliti keabsahannya.
  2. Bagian penting dari struktur pengendalian intern perusahaan terdapat di dalam komputerisasi yang digunakan.
  3. Sistem logika komputer sangat kompleks dan memiliki banyak fasilitas pendukung.
  4. Adanya jurang yang besar dalam melaksanakan audit secara visual, sehingga memerlukan pertimbangan antara biaya dan manfaatnya.

Audit Around The Computer


Audit around computer adalah suatu pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer, lebih tepatnya pendekatan audit disekitar komputer. Dalam pendekatan ini auditor dapat melangkah kepada perumusan pendapat dengan hanya menelaah sturuktur pengendalian dan melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan dengan cara sama seperti pada sistem manual (bukan sistem informasi berbasis komputer). Audit around the computer masuk ke dalam kategori audit sistem informasi dan lebih tepatnya masuk ke dalam metode audit. Audit around the computer dapat dikatakan hanya memeriksa dari sisi user saja pada masukkan dan keluaranya tanpa memeriksa lebih mendalam terhadap program atau sistemnya, bisa juga dikatakan bahwa audit around the computer adalah audit yang dipandang dari sudut pandang black box.

Keunggulan metode Audit around computer :
  1. Pelaksanaan audit lebih sederhana.
  2. Auditor yang memiliki pengetahuan minimal di bidang komputer dapat dilihat dengan mudah untuk melaksanakan audit

Kelemahan metode Audit around computer:
  1. Umumnya database mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual. Tidak membuat auditor memahami sistem komputer lebih baik.
  2. Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam sistem.
  3. Lebih berkenaan dengan hal yang lalu daripada audit yang preventif.
  4. Kemampuan komputer sebagai fasilitas penunjang audit mubadzir.
  5. Tidak mencakup keseluruhan maksud dan tujuan audit.

Contoh audit around the computer:
  1. Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non-mesin) , artinya masih kasat mata dan dilihat secara visual.
  2. Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.
  3. Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya.
  4. Item komputer yang diterapkan masih sederhana.
  5. Sistem komputer yang diterapkan masih menggunakan software yang umum digunakan, dan telah diakui, serta digunakan secara massal.

Perbedaan antara Audit Through The Computer dengan Audit Around The Computer :

Audit Through The Computer
Audit Around The Computer
Proses atau cara mengaudit

Sudah menggunakan bantuan sotfware untuk memeriksa program-program dan file-file komputer yang ada di dalam komputer

Proses atau cara mengaudit

Pemeriksaan berdasarkan dokumen-dokumen yang nyata dan tidak perlu menggunakan bantuan software karena dapat di lihat dengan kasat mata

Volume input dan output

Input dari proses sistem aplikasi dalam volume besar dan output yang dihasilkan dalam volume yang sangat besar dan luas. Pengecekan langsung dari sistem input dan output yang sulit dikerjakan. 
Sistem harus sederhana dan berorientasi pada sistem batch.
Pada umumnya sistem batch komputer merupakan suatu pengembangan langsung dari sistem manual.
Pertimbangan efisiensi.
Karena adanya pertimbangan keuntungan biaya, jarak yang banyak dalam uji coba penampakan audit adalah biasa dalam suatu sistem.
Melihat keefektifan biaya.
Seringkali keefektifan biaya dalam Audit Around The Computer pada saat aplikasi yang digunakan untuk keseragaman kemasan dalam program software. 


Auditor harus besikap userfriendly.
Biasanya pendekatan sederhana yang berhubungan dengan audit dan dapat dipraktekkan oleh auditor yang mempunyai pengetahuan teknik tentang komputer.
Contoh Kasus :

Jurnal: Evy Herawati.(2008).AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PERSEDIAAN PADA PT SS.

 ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana sistem informasi aplikasi persediaan yang sedang berjalan (meliputi pengendalian manajemen dan pengendalian aplikasi) telah mampu memberikan informasi yang andal dan tempat waktu serta menekan resiko hingga pada tingkat yang dapat diterima oleh perusahaan juga memberikan rekomendasi-rekomendasi bagi perusahaan dalam rangka meminimalisasi resiko yang ada pada saat ini. Metode penelitian menggunakan “around the computer” adalah audit melalui pengujian dan pengevaluasian pengendalian manajemen, dalam menjalankan pengendalian input dan output hanya untuk sistem aplikasi persediaan berlandaskan mutu dari input dan output yang akan menghasilkan suatu laporan. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui aplikasi sistem informasi persediaan yang digunakan perusahaan SS telah memadai dan dapat memberikan informasi yang andal dan tepat waktu sehingga mempermudah Manajemen dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kebijakan persediaan.Kata kunci: audit, sistem informasi persediaan, pengendalian, perusahaan

Ringkasan:

Tujuan Audit Sistem Informasi Persediaan

Tujuan dari pelaksanaan audit sistem informasi persediaan ini adalah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada sistem informasi persediaan, memastikan bahwa dokumen sumber yang di-input ke sistem aplikasi persediaan benar dan menghasilkan output yang akurat datanya, mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang mungkin ditemukan di dalam sistem pengendalian internal, memberikan rekomendasi untuk memperbaiki kelemahan dan permasalahan yang terjadi pada sistem aplikasi persediaan pada PT SS, dalam rangka meminimalisasi resiko yang ada pada saat ini dan yang akan terjadi di kemudian hari.

Rencana Kerja Audit:

Rencana kerja audit yang akan dilakukan adalah menentukan ruang lingkup audit sistem informasi persediaan, persiapan audit lapangan dengan memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud serta tujuan kedatangan kepada manajer IT dan manajer gudang, dan membuat kuesioner sesuai dengan ruang lingkup.

Instrumen Pengumpulan Bukti Audit:

Berikut ini metode audit guna pengumpulan bukti dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:

Pertama, kuesioner dalam bentuk check list yang berisi daftar pertanyaan tentang Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi tentang sistem yang sedang berjalan. Kuesioner ini diisi oleh manajer dan karyawan yang berwenang. 

Kedua, wawancara. Dilakukan wawancara secara langsung terhadap manajer dan karyawan yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai gambaran secara rinci siklus persediaan gudang, bagaimana prosedur dan sistem informasi yang sedang berjalan serta memberikan pertanyaan tentang pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang berjalan di perusahaan.

Ketiga, observasi (pengamatan). Dilakukannya observasi untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan pengamatan terhadap sistem informasi persediaan gudang yang sedang berjalan pada karyawan yang berwenang. Dengan dilakukan pengamatan ini, dapat diketahui apakah prosedur dan sistem pengendalian internal sudah diterapkan dengan baik oleh karyawan yang berwenang.

Setelah melakukan pengumpulan dan pengevaluasian bukti terhadap sistem informasi yang berjalan, dapat disajikan laporan sebagai berikut:

Pertama, internal control, yakni:
  1. pengendalian sistem dilakukan secara berkala; 
  2. sistem yang berjalan saat ini cukup membantu proses persediaan; 
  3. sistem yang berjalan sudah dilakukan menurut standar perusahaan; dan 
  4. preventive control dilakukan jika sistem terjadi masalah dan tindakan secara tepat. 
Kedua, operational control, yakni:
  1. operational control yang berjalan di perusahaan masih kurang baik disebabkan perusahaan tidak memiliki genset saat listrik padam, akibatnya tidak dapat menjalankan system; 
  2. setiap karyawan harus terlebih dahulu absen pada mesin absen yang sudah disiapkan sebelum masuk kantor, tetapi tidak pernah dilakukan cek fisik secara berkala; 
  3. tidak terdapat prosedur maintenance hardware dan software, penanganan sistem hanya bersifat corrective controls atau dilakukan ketika terjadi troubleshooting; dan 
  4. dilakukan evaluasi kinerja karyawan dalam periode tertentu. 

Ketiga, security control, yakni: 
  1. setiap karyawan harus memasukkan user id sebelum menjalankan aplikasi; 
  2. program aplikasi yang dijalankan menggunakan MS Windows XP Service Pack 2; 
  3. hanya karyawan tertentu yang dapat mengakses aplikasi yang digunakan; 
  4. user tidak pernah melakukan update dan scan virus secara rutin ketika akan membuka atau meng-copy file; 
  5. backup software/data hanya ditempatkan di kantor (tidak ditempatkan di tempat lain), data perusahaan akan terancam tidak bisa recovery; 
  6. backup data/software tahunan perusahaan terdapat di komputer pribadi manajer IT; dan 
  7. aplikasi sistem masih sederhana digunakan dan mudah bagi karyawan dalam menjalankan sistem tersebut.
 
Keempat, input Control, yakni: 
  1. peng-input an data dilakukan menggunakan keyboarding oleh user; 
  2. untuk meng-input data, dibutuhkan dokumen sumber yang akan disimpan dalam suatu database; 
  3. pembagian tugas sesuai dengan bidang masing-masing karyawan; dan 
  4. teknik pengkodean barang yang rumit dipahami, khususnya karyawan baru. 

Kelima, output control, yakni: 
  1. output sudah didistribusikan dengan baik kepada mereka yang berhak menerima; 
  2. pendistribusian output telah dilakukan secara tepat waktu sehingga data dapat tersedia pada saat dibutuhkan; 
  3. terdapat pemeriksaan output sebelum barang dikirim kepada pelanggan; 
  4. terdapat rangkap output sebagai bukti bahwa barang terkirim dan sudah dibayar; dan 
  5. tidak ada ketentuan mengenai berapa lama output (laporan) harus disimpan. 

Keenam, application control, yakni: 
  1. software aplikasi yang digunakan mudah dalam penggunaanya; 
  2. software aplikasi juga mendukung dalam pembuatan aplikasi yang lain; 
  3. software aplikasi dapat di-update jika diperlukan versi yang terbaru; dan 
  4. software aplikasi pada tampilan menu yang belum bisa digunakan, sebaiknya di-update atau bila tidak diperlukan dihilangkan.
REFERENSI

1 comment: