Di era informasi ini, banyak kemudahan-mudahan dalam melakukan berbagai kegiatan berkat hebatnya kemajuan teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat, hal ini merubah kebiasaan hidup seseorang menjadi lebih praktis. Misalnya, ketika kita terlalu sibuk atau terlalu malas untuk pergi berbelanja, kini para perusahaan dagang telah membuka situs web atau jejaring sosial untuk memudahkan dan memanjakan pembelinya. Tinggal klik, kemudian pilih metode pembayaran, dan barang pun siap diantar. Begitu juga dengan pembelian tiket, khususnya tiket kereta api yang akan saya bahas ini.
PROLOGUE
Dulu, para pengguna kereta api jarak jauh harus rela berdiri menunggu antrean yang cukup lama dan berdesakkan demi mendapatkan tiket perjalanan mereka. Tidak jarang orang yang suka berbuat curang agar mengantre lebih cepat dengan cara menyelipkan tubuhnya ditengah-tengah antrean panjang disaat orang lain sedang lengah. Kadang, orang yang tidak memiliki keperluan pun ikut mengantre, entah kenapa. Semakin semrawut saja suasana stasiun pada saat itu. Belum lagi pelaku-pelaku kriminal seperti copet dan jambret yang suka berkeliaran di dalam dan di sekitaran tempat umum. Kemudian, dimanfaatkanlah kondisi yang tidak nyaman tersebut oleh oknum-oknum penjual tiket ilegal yang sering kita sebut sebagai calo.
Calo merupakan alternatif terkahir(setelah KA Sapu Jagad) apabila para penumpang tidak mendapatkan tiket atau takut kehabisan tiket.
Sekilas tentang KA Sapu Jagad, kereta ini digunakan untuk mengangkut para penumpang yang tidak kebagian kursi. Para penumpang tersebut ditempatkan pada gerbong barang. Di gerbong ini para penumpang tidak disediakan kursi dan harus lesehan serta berhimpitan dengan penumpang lain. Namun, kereta ini terakhir beroperasi pada tahun 2009 lalu dan sekarang sudah diberhentikan operasinya oleh PT.KAI demi rasa kemanusiaan dan keamanan.
Meski harga yang ditawarkan oleh calo terbilang mahal, para penumpang tidak keberatan dengan hal tersebut. Hal ini sungguh merugikan pihak KAI dan terutama penumpang itu sendiri. Saat ini, penumpang yang kedapatan memiliki tiket palsu hanya dibatalkan keberangkatanya saja dan tidak diberlakukan proses hukum. Sedangkan, calo yang menjual tiket palsu akan dikenakan sanksi 6 bulan penjara. Identitas yang ada di tiket palsu biasanya tidak sesuai dengan identitas asli penumpang.
Seiring berjalannya waktu, PT.KAI mulai melakukan inovasi-inovasi dalam bidangnya termasuk pembelian tiket. PT.KAI mulai memberlakukan sistem e-ticketing atau tiket elektronik yang bisa kita beli lewat situs PT.KAI sendiri maupun merchant-merchant yang bekerjasama dengan PT.KAI seperti Tiket.com atau minimarket-minmarket yang berada disekitar kita. Sistem ini dilakukan guna mengurangi percaloan dan demi memanjakan para penumpang kereta api.
Meski sudah banyak para pengguna yang menggunakan sistem e-ticketing ini, bukan berarti para calo sudah tidak beroperasi. Masih ada beberapa calo yang tetap menjalankan usahanya dengan menjual tiket palsu. Dengan adanya sistem ini, calo masih bisa mendapatkan tiket kereta api dengan mudah. E-ticketing ini sangat mudah untuk digunakan bahkan untuk seorang calo. Kita hanya memerlukan email saja untuk mendapatkan tiket dan mulai mengisi data sesuai dengan identitas di KTP. Setelah itu kita akan mendapatkan email konfirmasi dari situs yang bersangkutan untuk segera membayar tiket yang telah kita isi datanya dan kemudian menukarkan tiket di stasiun terdekat.
Kemudian, tahun ini dikembangkan sistem baru e-ticketing oleh PT.KAI yaitu sistem Boarding Pass. Sebenarnya sistem ini sama saja dengan sistem tiket sebelumnya tapi, yang membedakan adalah fisik tiket, waktu pencetakkan tiket dan syarat pembatalan tiket. Fisik tiket kereta api sekarang adalah berwarna oranye dan tidak lagi berwarna biru. Kemudian di tiket ini memiliki barcode yang nanti digunakan untuk masuk ke area peron kereta.
Tiket ini baru bisa dicetak apabila sudah masuk waktu 12 jam sebelum keberangkatan dan paling lambat tiket dicetak adalah 30 menit sebelum keberangkatan. Dalam masalah pembatalan tiket, bedasarkan pengalaman saya penumpang akan diberikan sebuah form pembatalan tiket dan menunjukkan kepada petugas identitas asli yang sesuai dengan tiket. Hal ini dimaksudkan mempersulit ruang gerak calo dalam menjalankan operasinya.
Selain calo, dengan adanya inovasi seperti e-ticketing ini tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang merasa dirguikan seperti agen-agen tiket yang belum bisa membangun situs pembelian tiket sendiri. Dengan adanya e-ticketing ini para penumpang tidak mau repot-repot datang ke agen penjual tiket sehingga agen penjual mulai mengalami penurunan dalam usaha menjual tiketnya. Hal ini memberikan kemungkinan bahwa agen-agen tiket akan gulung tikar dikarenakan pembelian tiket secara manual mulai sepi peminat.
Sekilas tentang KA Sapu Jagad, kereta ini digunakan untuk mengangkut para penumpang yang tidak kebagian kursi. Para penumpang tersebut ditempatkan pada gerbong barang. Di gerbong ini para penumpang tidak disediakan kursi dan harus lesehan serta berhimpitan dengan penumpang lain. Namun, kereta ini terakhir beroperasi pada tahun 2009 lalu dan sekarang sudah diberhentikan operasinya oleh PT.KAI demi rasa kemanusiaan dan keamanan.
Meski harga yang ditawarkan oleh calo terbilang mahal, para penumpang tidak keberatan dengan hal tersebut. Hal ini sungguh merugikan pihak KAI dan terutama penumpang itu sendiri. Saat ini, penumpang yang kedapatan memiliki tiket palsu hanya dibatalkan keberangkatanya saja dan tidak diberlakukan proses hukum. Sedangkan, calo yang menjual tiket palsu akan dikenakan sanksi 6 bulan penjara. Identitas yang ada di tiket palsu biasanya tidak sesuai dengan identitas asli penumpang.
INOVASI E-TICEKTING PT.KAI
DALAM PEMBELIAN TIKET
Meski sudah banyak para pengguna yang menggunakan sistem e-ticketing ini, bukan berarti para calo sudah tidak beroperasi. Masih ada beberapa calo yang tetap menjalankan usahanya dengan menjual tiket palsu. Dengan adanya sistem ini, calo masih bisa mendapatkan tiket kereta api dengan mudah. E-ticketing ini sangat mudah untuk digunakan bahkan untuk seorang calo. Kita hanya memerlukan email saja untuk mendapatkan tiket dan mulai mengisi data sesuai dengan identitas di KTP. Setelah itu kita akan mendapatkan email konfirmasi dari situs yang bersangkutan untuk segera membayar tiket yang telah kita isi datanya dan kemudian menukarkan tiket di stasiun terdekat.
Kemudian, tahun ini dikembangkan sistem baru e-ticketing oleh PT.KAI yaitu sistem Boarding Pass. Sebenarnya sistem ini sama saja dengan sistem tiket sebelumnya tapi, yang membedakan adalah fisik tiket, waktu pencetakkan tiket dan syarat pembatalan tiket. Fisik tiket kereta api sekarang adalah berwarna oranye dan tidak lagi berwarna biru. Kemudian di tiket ini memiliki barcode yang nanti digunakan untuk masuk ke area peron kereta.
Tiket ini baru bisa dicetak apabila sudah masuk waktu 12 jam sebelum keberangkatan dan paling lambat tiket dicetak adalah 30 menit sebelum keberangkatan. Dalam masalah pembatalan tiket, bedasarkan pengalaman saya penumpang akan diberikan sebuah form pembatalan tiket dan menunjukkan kepada petugas identitas asli yang sesuai dengan tiket. Hal ini dimaksudkan mempersulit ruang gerak calo dalam menjalankan operasinya.
DAMPAK E-TICKETING
Maraknya situs e-ticketing bukan berarti mengurangi tindak kriminal. Banyak situs-situs palsu yang menawarkan jasa pembelian tiket. Tidak sedikit orang yang menjadi korban penipuan dengan iming-iming harga tiket murah pada situs palsu. Ketika sang korban memasukkan data pribadi seperti nomor kartu kredit atau akun email korban. Situs palsu ini disebut phising.
Di lain hal, e-ticketing ini merupakan penyelamat bagi mereka yang sibuk dan tidak sempat pergi ke stasiun atau agen untuk membeli tiket. Mereka bisa dengan santai memesan tiket kapanpun dan dimanapun mereka mau. Mereka tidak perlu lagi mendatangi calo karena kehabisan tiket. Bahkan, melalui e-ticketing ini kita dapat mimilih tempat duduk sesuai dengan keinginan kita.
Saya menyimpulkan dengan adanya inovasi seperti ini dapat mempermudah masyarakat sekarang yang terkenal sibuk. Juga membantu masyarakat yang gagap teknologi dengan menuntunya secara perlahan melalui penggunaan e-ticketing ini. Sehingga mereka dapat memahami teknologi yang baru sedikit demi sedikit.
SUMBER
- https://tiket.kereta-api.co.id/index.php?_it8tnz=MTM=#layanan-penumpang-25
- http://ramadan.liputan6.com/read/2536431/kai-tolak-pengoperasian-kereta-sapu-jagad-saat-lebaran
- http://m.sisidunia.com/2016/06/27/dirut-kai-pastikan-tidak-ada-calo-tiket-di-stasiun/82449
No comments:
Post a Comment